Senin, 04 Maret 2013

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN INDUSTRI KECIL

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP
TINGKAT PENDAPATAN INDUSTRI KECIL
KOTA MADIUN
Laporan Akhir
Program Studi
Adminstrasi Bisnis
oleh
RINO DESANTO W., S.E.
NIDN: 0702126401
PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
POLITEKNIK MADIUN
Desember , 2007
INTISARI
Salah satu usaha yang dilakukan Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Pariwisata Kota Madiun untuk mengembangkan industri kecil adalah menambah
modal, dengan cara mengucurkan kredit pada industri kecil.
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh pemberian kredit terhadap
tingkat pendapatan industri kecil di Kota Madiun
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, sedangkan
uji hipotesa dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
pemberian kredit terhadap tingkat pendapatan. Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat diimplementasikan oleh Disperindagta Kota Madiun dalam perencanaan
pengembangan ke depan Industri Kecil di Kota Madiun.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR LAKANG MASALAH
Industri kecil merupakan salah satu tulang punggung perekonomian
Indonesia dan sudah terbukti bahwa dalam kondisi ekonomi yang sulit Industri
kecil menengah justru lebih mampu bertahan hidup. Untuk itu usaha kecil
menengah perlu dikembangkan, salah satunya dengan cara menambah modal
mereka.
Menambah modal bagi industri kecil bukan hal yang mudah. Bagi
pengusaha kecil menengah meminjam uang di Bank selain harus menanggung
bunga cukup tinggi juga melalui prosedur yang tidak mudah.
Pemerintah Daerah Kota Madiun melalui Dinas Perindustrian Perdagangan
dan Pariwisata berusaha mengembangkan industri kecil dengan mengucurkan
kredit. Kredit tanpa bunga diberikan pada industri kecil dengan harapan
berkembangnya industri akan lebih banyak menyerap tenaga kerja.
Tahun Jumlah Industri
Kecil Formal
Jumlah Industri
Kecil Non
Formal
Total Jumlah
Industri Kecil
2002 225 1.171 1.396
2003 231 1.173 1.404
2004 240 1.187 1.427
2005 248 1.199 1.447
2006 250 1.205 1.455
Sumber: Kota Madiun Dalam, Angka, 2007
Tabel 1: Industri Kecil Formal Dan Non Formal di Kota Madiun
Industri kecil di Kota Madiun dari tahun ke tahun jumlahnya terus
bertambah (lihat tabel 1).
Tahun Jumlah Industri Kecil
Penerima Kredit
Jumlah Kredit Yang
Disalurkan
Disperindagta
2002 8 Rp. 33.500.000,-
2004 51 Rp. 360.000.000,-
2005 22 Rp. 76.900.000,-
Jumlah 81 Rp. 470.400.000,-
Sumber: Disperindagta Kota Madiun, 2007
Tabel 2: Industri Kecil Penerima Kredit
Kredit disalurkan oleh Disperindag kepada 81 industri kecil, berlangsung
tiga tahap, tahun 2002, 2004 dan 2005 (lihat tabel 2).
Kredit yang disalurkan Disperindagta selain dalam bentuk uang juga
dalam bentuk mesin peralatan dan bahan baku.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa efektif pemberian
kredit oleh Disperindagta Kota Madiun dalam meningkatkan pendapatan per
bulan Industri Kecil di Kota Madiun pada tahun 2007, sehingga dapat
memberikan informasi yang berguna untuk pengembangan Industri Kecil di
Kota Madiun.
2. PERMASALAHAN PENELITIAN
Mengacu pada latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah pemberian kredit berpengaruh terhadap pendapatan industri kecil.
2. Bagaimana tingkat pendapatan industri kecil sebelum dan sesudah
mendapatkan kredit dari Disperindagta..
3. TUJUAN PENELITIAN
Dari latar belakang permasalahan dapat diformulasikan tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh pemberian kredit terhadap pendapatan industri kecil.
2. Tingkat pendapatan industri kecil sebelum dan sesudah mendapatkan
pemberian kredit.
4. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian terapan. Manfaat yang diharapkan dari
hasil penelitian ini adalah:
1. Dapat memberikan informasi yang berguna khususnya bagi Disperindagta
Kota Madiun dalam membuat rencana pengembangan industri kecil di
kota Madiun.
2. Dapat memberikan informasi mengenai tingkat pendapatan industri kecil
di Kota Madiun sebelum dan sesudah adanya pemberian kredit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi dan/atau barang jadi menjadi barang jadi dengan nilai
lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri. Industri kecil adalah kegiatan industri dengan nilai
investasi perusahaan seluruhnya sampai dengan Rp.200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Industri Menengah
adalah kegiatan industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya di atas Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,-
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
(Peraturan Menteri Perindustrian R.I, 2007).
Industri kecil dan menengah berada dalam satu sentra yaitu suatu wilayah
atau kawasan tertentu tempat sekelompok perusahaan industri kecil dan menengah
menghasilkan produk sejenis, menggunakan bahan baku sejenis, atau melakukan
proses pengerjaannya sama. Masih banyak industri kecil yang nilai investasinya
jauh dibawah Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta), oleh karena itu diperlukan
kucuran kredit untuk pengembangannya.
Kredit adalah suatu kepercayaan atau pemindahan sesuatu yang berharga
berupa barang atau uang dengan keyakinan bahwa ia akan bersedia membayar
dengan harga yang akan datang. Pengertian kredit dinyatakan sebagai kemampuan
untuk melaksanakan suatu janji pembayarannya dilakukan atau ditangguhkan
pada waktu disepakati.
Di dalam kredit mengandung pengertian:
1. Kredit tidak hanya dimaksudkan dengan uang saja, tetapi dapat juga dalam
bentuk barang atau jasa yang dipinjamkan.
2. Waktu yang terpisah antara peminjaman dengan pengembalian.
3. Kepercayaan yang diberikan kepada orang yang melakukan peminjaman.
4. Resiko yang mungkin timbul diluar jangkauan seperti resiko modal, resiko
perubahan nilai tukar dan akibat lain.
5. Bunga, adanya balas jasa dari uang, atau jasa atau barang yang dipinjamkan
yang ditanggung oleh peminjam.
Kredit yang dikucurkan oleh Disperindagta Kota Madiun tanpa bunga,
dimaksudkan untuk menambah modal guna meningkatkan pendapatan industri
kecil di Kota Madiun.
Pendapatan adalah semua imbalan jasa, termasuk upah dan pembayaran
khusus,keuntungan, bunga dan untung perorangan dicapai dari penggunaan
kekayaan atau jasa-jasa manusia (Mukijat, 1985). Pendapatan atau income adalah
jumlah uang berupa laba, bunga dan sebagainya yang berasal dari usaha, profesi
yang dimiliki (Suwandi, 1982). Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila
arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal (IAI, l995).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang didapat seseorang yang
berasal dari usaha, profesi, keuntungann, bunga dan imbalan jasa dalam waktu
tertentu dan dapat dibelanjakan dinamakan pendapatan.
Pendapatan merupakan penghasilan yang diperoleh dalam jangka waktu
tertentu. Tingkat pendapatan dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan suatu usaha.
Penelitian Ustafiano pada KUD Sumbermakmur mengungkapkan, pemberian
kredit oleh KUD Sumbermakmur kepada para anggota KUD dapat meningkatkan
pendapatan. Penelitian Arianti terhadap Pengrajin Kecil di Kota Madiun
menunjukkan adanya hubungan antara tingkat penambahan modal dengan tingkat
penambahan pendapatan.
Setelah memperoleh kredit, ada dua kemungkinan yang terjadi:
1. Bertambahnya modal mengakibatkan bertambahnya pendapatan.
2. Bertambahnya modal tidak mengakibatkan bertambahnya pendapatan.
Bila yang terjadi kemungkinan pertama, maka dapat diprediksi bahwa pemberian
kredit berpengaruh terhadap pendapatan.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. VARIABEL PENELITIAN
Untuk menjawab permasalahan yang ada maka dilakukan penelitian
dengan menggunakan variable penelitian, tingkat pendapatan rata-rata per
bulan industri kecil di Kota Madiun baik sebelum maupun sesudah
mendapatkan pemberian kredit.
2. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi penelitian adalah industri kecil di Kota Madiun yang
mendapatkan pemberian kredit dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Pariwisata Kota Madiun pada tahun 2007. Sampel ditarik dari populasi. Dari
populasi, sejumlah 17 anggota sampel atau 20% dari populasi dimasukkan
dalam sampel dan tiap anggota populasi mempunyai probabilitas yang sama
untuk dimasukkan ke dalam sampel.
3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan responden untuk
mendapatkan informasi sejauh mana tingkat penghasilan mereka baik sebelum
dan sesudah mendapatkan pemberian kredit. Selain data primer juga
diperlukan data skunder dari Disperindagta Kota Madiun.
4. TEKNIS ANALISIS DATA
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Dari
analisis deskriptif akan diperoleh informasi rata-rata pendapatan sebelum dan
sesudah memperoleh pemberian kredit dan efektifitas pemberian kredit. Uji
hipotesa dilakukuan dengan menggunakan uji t. Dengan uji t ini akan dapat
diketahui ada atau tidak ada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat
pendapatan.
5. HIPOTESIS PENELITIAN
Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan tujuan penelitian maka
diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis nihil : Tidak ada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat
pendapatan industri kecil di Kota Madiun.
2. Hipotesis alternatif : Ada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat
pendapatan Industri kecil di Kota Madiun.
6. JADWAL PELAKSANAAN
November DesembeKegiatan r
19 - 30 1 - 3 4 - 21 22 - 31
Persiapan
Pelaksanaan
Penyusunan Pelaporan
BAB IV
ANALISIS DATA
1. ANALISIS DESKRIPTIF
Industri Kecil di Kota Madiun dari tahun 2003-2006 mengalami
pertumbuhan rata-rata 1.03 %. Industri Kecil Formal tumbuh rata-rata 2.655
%. Industri kecil Formal tumbuh 2.57 kali lebih cepat dari pertumbuhan
jumlah Industri Kecil yang ada di Kota Madiun (lihat tabel 3). Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat Industri Kecil sudah semakin sadar untuk
mendapatkan Surat Ijin Usaha Industri.
Tabel 3 adalah hasil pendataan 17 Industri Kecil, diambil sebagai sampel
dari 81 Industri Kecil di Kota Madiun yang memperoleh kredit dari
Disperindagta Kota Madiun. Modal Industri Kecil di Kota Madiun, sebelum
memperoleh kredit, (diluar tanah dan bangunan tempat usaha) sangat
bervariasi, mulai dari Rp. 150.000,- sampai dengan diatas Rp. 25.000.000,-.
Kredit yang diterima juga bervariasi mulai dari Rp. 1.000.000,- sampai dengan
diatas Rp. 10.000.000,-. Bagi Industri dengan modal sangat kecil (Rp.
150.000), bantuan kredit ini sangat berarti, menaikan modal hingga 666%.
Begitu sebaliknya untuk Industri dengan modal diatas Rp. 25.000.000,-
bantuan kredit hanya mampu menaikkan modal kurang dari 19%.
Dari 17 sampel, ada 5 sampel atau 29% dari Industri Kecil yang
penghasilannya tidak berubah meskipun sudah memperoleh kredit, bahkan ada
satu sampel atau 6 % dari Industri Kecil menunjukkan penurunan pendapatan
setelah memperoleh kredit. Tapi secara umum menunjukkan 65% Industri
Kecil pendapatannya meningkat setelah memperoleh bantuan kredit. Bahkan
ada yang naik hingga 200%.
No
.
Modal
Awal
Terima
Kredit
T.M
(%)
Pendptn
I
Pendptn
II
Tmbh
Pendpt
T.P.
(%)
1 800,000 2,000,000 250 900,000 800,000 (100,000) (11)
2 1,500,000 3,000,000 200 1,500,000 2,000,000 500,000 33
3 2,000,000 3,000,000 150 7,500,000 7,500,000 - -
4 150,000 1,200,000 800 2,000,000 2,000,000 - -
5 7,000,000 5,000,000 71 3,000,000 3,000,000 - -
6 150,000 1,000,000 666 3,000,000 3,000,000 - -
7 5,000,000 2,000,000 40 700,000 700,000 - -
8 500,000 1,000,000 200 1,000,000 3,000,000 2,000,000 200
9 5,000,000 3,000,000 60 1,000,000 1,200,000 200,000 20
10 5,000,000 3,500,000 70 5,200,000 5,500,000 300,000 6
11 26,000,000 5,000,000 19 5,500,000 6,500,000 1,000,000 18
12 500,000 1,250,000 250 500,000 550,000 50,000 10
13 5,000,000 7,500,000 150 4,500,000 5,300,000 800,000 18
14 1,250,000 3,500,000 280 3,000,000 4,000,000 1,000,000 33
15 5,500,000 3,500,000 64 700,000 1,300,000 600,000 86
16 5,000,000 7,500,000 150 2,000,000 5,000,000 3,000,000 150
17 6,000,000 10,000,000 166 5,000,000 7,000,000 2,000,000 40
Tabel 3 : Tingkat Pendapatan Industri Kecil
Pemberian kredit menaikkan rata-rata modal hingga 211%, sedangkan
tingkat rata-rata pendapatan hanya naik 35%. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian kredit kurang efektif bila dikaitkan dengan tingkat pendapatan.
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pendptn2 3432352.94 17 2320084.938 562703.25Pair 1 0
Pendptn1 2764705.88 17 2093723.112 507802.444
Tabel 4 : Paired Samples Statistics
Hasil analisis data seperti pada tabel 4 menunjukkan perbedaan rata-rata
antara pendapatan sebelum menerima kredit Rp. 2.764.705,88 dengan
pendapatan sesudah menerima kredit Rp. 3.432.352,94, jadi pendapatan naik
Rp. 667.647,06. Demikian pula bila dilihat dari simpangan baku juga terdapat
kenaikkan dari Rp.2.093.723,112 menjadi Rp. 2.320.084,938 atau naik Rp.
226.361,826.
2. UJI HIPOTESIS
Tabel 5 menunjukkan besarnya korelasi antara tingkat pendapatan sebelum
dan sesudah memperoleh kredit, yaitu sebesar 0.923 dengan taraf signifikansi
0,000.
N Correlation Sig.
Pair 1 Pendptn2 &
Pendptn1
17 .923 .000
Tabel 5 : Paired Samples Correlations
Uji Hipotesis:
- Ho : Tidak ada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat pendapatan.
- Ha : Ada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat pendapatan.
Keputusan :
- Jika  = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Sig. maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
- Jika  = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Sig. maka Ha diterima dan
Ho ditolak.
Karena  = 0,05 lebih besar dari Sig. atau ( 0,05 > 0,000 ) maka Ha
diterima dan Ho ditolak. Artinya ada pengaruh pemberian kredit terhadap
tingkat pendapatan.
Paired Differences t df
Sig.(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviati
on
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Pendpt2
-Pendpt1
667647.
059
894940.
846
217055.
037
207510.
935
1127783.
183
3.
076
16 .007
Tabel 6 : Paired Samples Test
Tabel 6 menunjukkan t hitung sebesar 3,076 dengan tingkat Sig. (2-tailed)
0,007 dengan df = N – 1 = 17 – 1 = 16, sehingga nilai t tabel = 2,12 pada taraf
signifikansi  = 0,05.
Uji Hipotesis:
- Ho : Tidak ada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat pendapatan.
- Ha : Ada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat pendapatan.
Keputusan :
- Jika t hitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak.
- Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
- Karena t hitung > t tabel atau 3,076 > 2,12 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Artinya ada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat pendapatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
- Modal Industri Kecil di Kota Madiun sangat bervariasi.
- Pada Industri dengan modal sangat kecil, bantuan kredit sangat berarti
dalam menaikan modal.
- Secara umum menunjukkan Industri Kecil pendapatannya meningkat
setalah memperoleh bantuan kredit.
- Pemberian kredit kurang efektif bila dikaitkan dengan tingkat pendapatan.
- Ada korelasi antara tingkat pendapatan sebelum dan sesudah memperoleh
kredit.
- Hasil pengujian hipotesis dengan df = 16 pada taraf signifikansi  = 0,05
ternyata t hitung > t tabel artinya ada pengaruh pemberian kredit terhadap
tingkat pendapatan.
2. SARAN
- Program pemberian kredit oleh Disperindagta Kota Madiun sebaiknya
tetap diteruskan terutama pada Industri dengan modal sangat kecil.
- Pemberian kredit sebaiknya lebih selektif, agar kredit benar-benar tersalur
pada Industri yang sangat membutuhkan utamanya mereka yang benarbenar
ingin meningkatkan tingkat pendapatan.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar